Minggu, 16 Januari 2011

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI INDONESIA IDENTIFIKASI VISUAL JENIS BATUAN SEKITAR DAERAH PINTU KOTA (Selasa 21 desember)


KATA PENGANTAR


         Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum GEOLOGI INDONESIA ini tepat pada waktunya .
         Untuk mengetahui dan memahami jenis batuan yang ada disekitar daerah pintu kota, maka pembuatan laporan praktikum ini sangat penting adanya dan juga menambah wawasan khususnya dalam ilmu geologi yang menyangkut dengan batuan yang di lihat dari struktur, tekstur, warna, dan komposisinya sertya mineral-mineral yang terkandung didalamnya.
         Kami sadar bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat menghargai dan membutuhkan kriktik dan saran dari pembaca baik dosen maupun mahasiswa.
         Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan praktikum ini.

                                                                                                                                   

Ambon, januari 2011

                                                                                                                      Kelompok 1










BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang

         Geologi merupakan suatu cabang ilmu mengenai pembentukan muka bumi dilihat dari unsure pembentukannya. Pembentukan permukaan bumi secara umum dihasilkan oleh proses pengangkatan dan penimbunan dan proses ini terlihat dari bentukan lahan yang Nampak di permukaan bumi.
         Praktikum geologi ini lebih ditekankan pada pengenalan batuan sebagai bagian dari proses pembentukan muka bumi selain itu, morfologi dari daerah praktikum seperti bentuk pantai dan daerah sekitarnya merupakan proses alam yang terjadi baik secara eksternal maupun internal dilihat dari agen pembentukannya.
         Praktikum yang bertempat disekitar daerah pintu kota dilatarbelakangi oleh mata kuliah geologi yang mengharuskan adanya praktikum untuk mengetahui secara detail objek yang dikaji baik dari proses pembentukan hingga mineral yang terkqandung didalamnya.

1.2        Tujuan

         Adapun tujuan dari praktikum yang dilaksanakan disekitar daerah pintu kota adalah sebagai berikut:
1.      Mengidentifikasi secara visual jenis batuan yang ad di daerah tersebut.
2.      Mengetahui vegetasi yang tersebar disekitar daerah tersebut.
3.      Mengidentifikasi jenis mineral yang terkandung dalam setiap jenis batuan yang ada didaerah tersebut.
4.      Meninjau dan mengamati daerah tersebut secara langsung.
5.      Membedahkan daerah yang mengalami pengangkatan dan daerah yang mengalami penimbunan.
6.      Mengetahui letak astronomis dan geografis dari daerah praktikum serta luas areal praktikum




1.3        Manfaat

   Adapaun manfaat dari praktikum yang dilaksanakan disekitar daerah Pintu Kota adalah sebagai berikut:

   Secara umum
-   Menambah pengetahuan tentang ilmu geologi
-   Memberikan penambahan tantang pentingnya kerja tim
-   Menyalesaikan  masalah dengan keputusan bersama

Secara khusus
-   Menambah wawasan mengenai batuan
-   Dapat menentukan jenis batuan berdasarkan identifikasi warna, tekstur, struktur dan komposisi batuan 
-   Membandingkan daerah pengangkatan dan penimbunan serta vegetasi dan jenis batuan dari daerah pengangkatan dan penimbunan sebelum mengalami proses pengankatan
-   Mengetahui fungsi dan tujuan dari setiap Alat dan bahan yang di gunakan pada saat praktikum











                                                                       



BAB II
TINJAUAN  PUSTAKA

2.1    KLASIFIKASI BATUAN 

A. Batuan-batuan di bumi (Jenis dan terbentuknya)

            Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.
Batuan beku 
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite 
   lilgabbro8.jpg       lilgranite3.jpg        basalt2.jpg        lildacite5.jpg

                                             Gb.1.1. Contoh dari batuan
Dalam geologi, sebuah intrusi adalah sebuah batuan beku yang telah menjadi kristal dari sebuah magma yang meleleh di bawah permukaan Bumi. Magma yang membeku di bawah tanah sebelum mereka mencapai permukaan bumi dinamakan pluton, dari miema Pluto, Dewa Romawi dunia bawah tanah. Batuan dari jenis ini juga disebut sebagai batuan beku plutonik atau batuan beku intrusif. Dia berlawanan dengan batuan ekstrusif. Batuan yang mengelilingi pluton disebut country rock.
Batuan sediment
batuan sedimen atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan.
       lilconglomerate2.jpg                   lilhalite5.jpg                    lilredsandstone7.jpg
              Gb.2. Contoh dari batuan sediment
Batuan sediment ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya:
1)      batuan sediment klastik,
2)      batuan sediment kimia, dan
3)       batuan sediment organik.
Batuan sedimen klastik
Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung.
Batuan sedimen kimia
Batuan sediment kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (salt).
Batuan sedimen organik
Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu.
Batuan metamorf
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung.
Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.
                                lilslate3.jpg      lilwhitemarble2.jpg
Gb.3. Contoh dari batuan metamort
Proses-proses tersebut berlangsung sepanjang waktu baik di masa lampau maupun masa yang akan datang. Kejadian alam dan proses geologi yang berlangsung sekarang inilah yang memberikan gambaran apa yang telah terjadi di masa lampau seperti diungkapkan oleh ahli geologi “JAMES HUTTON” dengan teorinya “THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST”
2.2       KLASIFIKASI MINERAL
         Lebih dari 2000 mineral telah diketahui sampai sekarang ini, dan usaha-usaha untuk mendapatkan mineral-mineral baru terus dilakukan. Dari jumlah tersebut hanya beberapa yang umum atau sering dijumpai. Mineral-mineral yang dominan sebagai pembentuk batuan penyusun kerak bumi disebut mineral pembentuk batuan (Rock Forming Minerals). Selain itu hanya sekitar 8 unsur yang dominan menyusun mineral-mineral tersebut. Dua unsur yang paling dominan adalah oksigen dan silikon yang bergabung untuk menyusun kelompok mineral yang sangat umum yaitu mineral silikat. Setiap mineral silikat disusun oleh oksigen dan silikon, kecuali kuarsa, ditambah dengan satu atau lebih unsur lainnya untuk membentuk sifat kelistrikan yang netral. Setelah mineral silikat, group mineral yang umum adalah mineral karbonat dengan mineral kalsit merupakan mineral yang paling umum. Mineral yang umum sebagai pembentuk batuan adalah gipsum dan halit.
         Beberapa mineral pembentuk batuan merupakan mineral-mineral yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Mineral-mineral tersebut biasanya merupakan mineral bijih dari logam seperti hematit (besi), sfalerit (seng) dan galena (timbal). Selain itu group mineral hanya disusun oleh satu unsur saja yang disebut native mineral seperti emas, platina dan karbon (intan). Perlu juga dicatat, mineral pembentuk batuan lainnya juga banyak mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti mineral kuarsa dapat digunakan untuk industri kaca, mineral kalsit sebagai mineral utama dalam industri semen.

Mineral-mineral Silikat

Mineral feldspar merupakan kelompok mineral yang sangat dominan. Mineral ini menyusun lebih dari 50% kerak bumi. Kuarsa merupakan mineral yang umum kedua pada kerak benua, hanya disusun oleh unsur silikon dan oksigen.
Setiap group dari mineral silikat mempunyai struktur silikat yang karakteristik. Struktur dalam dari mineral berhubungan erat dengan sifat belahan dari mineralnya. Karena ikatan antara silikon dan oksigen sangat kaut, maka mineral-mineral silikat cenderung untuk membelah melalui struktur silikon-oksigen daripada memotong struktur tersebut. Contohnya mika mempunyai struktur lembarang dan cenderung untuk membelah melalui bidang lembaran yang tipis. Kuarsa yang mempunyai ikatan silikon-oksigen sangat kuat pada semua arahnya, tidak mempunyai bidang belahan.

                                      Tabel1.1 Mineral-mineral silikat yang umum
no
mineral
Komposisi kimia
Belahan struktur silikat
1
olivin
(Mg.fe) Si04
tidak ada tetrahedon tunggal
2
Group piroksin
(Mg.fe) Si03
Dua arah saling tegak lurus. Struktur rantai
3
Group ambifol
(Ca2Mg5)Si8O22(OH)2
Dua arah 60o dan 120o Rantai ganda
4
Mika (Muskovit)



5
(Biotit)
KAl3Si3O10(OH)2

Satu arah Lembaran
6
Feldspar (Ortoklas


7
(Plagioklas)
KalSi3O8
Dua arah saling tegaklurus Lembaran
8
Kuarsa
SiO2
Tidak ada Rangkaian tiga dimensi


         Kebanyakan mineral-mineral silikat terbentuk ketika cairan magma mulai mendingin. Proses pendinginan ini dapat terjadi dekat permukaan bumi atau jauh di bawah permukaan buki dimana tekanan dan temperatur lingkungannya sangat tinggi. Lingkungan pengkristalan dan komposisi kimia dari magma sangat mempengaruhi macam mineral yang terbentuk. Contoh, mineral olivin mengkristal pada temperatur tinggi. Sebaliknya kuarsa mengkristal pada temperatur yang rendah. Beberapa mineral silikat sangat stabil pada permukaan bumi dan tetap menunjukkan sifat fisiknya pada hasil pelapukan dari batuan. Mineral silikat lainnya terbentuk pada kondisi tekanan yang ekstrim yang berasosiasi dengan proses metamorfisme. Setiap mineral silikat akan mempunyai struktur dan komposisi kimia yang dapat menunjukkan kondisi pada waktu pembentukkannya.Macam mineral silikat dapat digolongkan berdasarkan komposisi kimianya. Mineral silikat ferromagnesian adalah mineral silikat yang mengandung ion besi dan atau magnesium di dalam struktur mineralnya. Mineral-mineral silikat yang tidak mengandung ion-ion besi dan magnesium disebut mineral silikat non ferromagnesian. Mineral-mineral silikat ferromagnesian dicirikan oleh warnanya yang gelap dan mempunyai berat jenis antara 3,2 sampai 3,6. Sebaliknya mineral-mineral silikat non ferromagnesian pada umumnya mempunyai warna terang dan berat jenis rata-rata 2,7. Perbedaan tersebut terutama disebabkan oleh ada tidaknya unsur besi di dalam mineral tersebut.

Mineral Silikat Ferromagnesian
Olivin
            Olivin adalah mineral silikat ferromagnesian yang terbentuk pada temperatur tinggi, berwarna hitam sampai hijau kehitaman, mempunyai kilap gelas dan pecahan konkoidal. Mineral olivin pada umumnya menunjukkan kenampakan butiran bentuknya relatif kecil dan bundar. Olivin disusun oleh tetrahedra tunggal yang diikat bersama oleh campuran ion besi dan magnesium yang merangkai atom oksigen bersama-sama. Mineral ini tidak mempunyai bidang belahan karena struktur atomnya membentuk aringan tiga dimensi sehingga tidak membentuk bidang yang lemah.

Piroksin
Piroksin, berwarna hitam, opak, dengan bidang belahan dua arah membentuk sudut 90o. Struktur kristalnya disusun oleh rantai tunggal tertrahedra yang diikat bersama-sama dengan ion-ion besi dan magnesium. Karena ikatan silikon-oksigen lebih kuat daripada ikatan antara struktur silikat, maka piroksin mudah terbelah sejajar dengan rantai silikat. Piroksin merupakan salah satu mineral yang dominan dalam batuan beku basalt yang merupakan batuan yang umum pada kerak samudera.

Hornblende
            Hornblende merupakan mineral yang umum dari kelompok amfibol. Mineral ini umumnya berwarna hijau gelap sampai hitam. Belahannya dua arah membentuk sudut 60o dan 120o. Di dalam batuan, hornblende berbentuk prismatik panjang. Bentuk inilah yang umumnya membedakan dengan piroksin yang umumnya berbentuk prismatik pendek. Hornblende umumnya dijumpai pada batuan yang menyusun kerak benua.
Biotit merupakan anggota dari mika yang berwarna gelap karena kaya akan besi. Seperti mineral mika lainnya, biotit disusun oleh struktur lembaran yang memberikan belahan satu arah. Biotit mempunyai warna hitam mengkilap yang membedakan dari mineral ferromagnesian lainnya. Seperti hornblende, biotit juga banyak dijumpai pada batuan penyusun kerak benua, termasuk batuan beku granit.

Garnet
            Garnet merupakan mineral yang strukturnya mirip olivin yaitu disusun oleh tetrahedra tunggal yang dirangkai oleh ion-ion logam. Garnet juga mempunyai kilap kaca, tidak mempunyai bidang belahan dan pecahan konkoidal. Warna mineral garnet sangat bervariasi, tetapi yang paling umum adalah coklat sampai merah tua. Garnet umumnya berbentuk kristal yang prismatik dan umumnya pada batuan metamorf. Garnet yang transparant sering dijadikan batu mulia.

Mineral Silikat Non Ferromagnesian

Muskovit
            Muskovit adalah jenis mineral mika yang sangat umum. Berwarna terang dengan kilap seperti mutiara (pearly) dan seperti mineral mika lainnya belahannya satu arah. Di dalam bataun muskovit sangat mudah dikenali karena sangat bercahaya

Feldspar
            Feldspar merupakan group mineral yang sangat umum, dapat terbentuk pada rentang temperatur dan tekanan yang besar. Group mineral feldspar mempunyai sifat fisik yang sama. Mineral ini mempunyai bidang belahan dua arah dan membentuk sudut hampir 90o, relatif keras dan kilap bervariasi antara kilap kaca sampai mutiara. Di dalam batuan mineral ini dikenali dengan bentuknya yang rektangular dan permukaan yang licin.
Struktur mineral feldspar adalah rangkaian tiga dimensi dari atom oksigen bergabung dengan atom silikon. Seperempat sampai setengah dari atom silikon tergantikan oleh aton aluminium. Perbedaan valensi antara aluminium (+3) dan silikon (+4), menyebabkan terjadinya inklusi satu atau lebih oleh ion-ion seperti potasium (-1), sodium (-1) dan kalsium (+2). Karena adanya perbedaan inklusi didalam strukturnya, mineral feldspar dapat dibedakan menjadi 2 macam.
  1. Mineral ortoklas merupakan mineral feldspar dengan ion potasium di dalam struktur kristalnya. Plagioklas feldspar adalah mineral feldspar dengan ion kalsium dan atau sodium di dalam struktur kristalnya.
  2. Mineral ortoklas berwarna krem terang sampai merah jambu, sedangkan plagioklas berwarna putih sampai abu-abu terang. Meskipun keduanya mempunyai warna yang berbeda, tetapi warna tersebut tidak dapat dijadikan sebagai dasar untuk membedakannya. Salah satu sifat fisik yang dapat membedakannya adalah adanya striasi yang sejajar pada mineral plagioklas yang tidak dijumpai pada mineral ortoklas.

Kuarsa
            Kuarsa merupakan mineral silikat yang hanya disusun oleh silikon dan oksigen. Mineral kuarsa juga sering disebut silika karena komposisinya SiO2. Karena struktur kuarsa mengandung dua atom oksigen untuk tiap atom silikon, maka tidak dibutuhkan lagi ion positif untuk menjadikan mineral kuarsa ini netral. Struktur kristal kuarsa membentuk jaringan tiga dimenasi yang lengkap antara ion oksigen disekitar ion silikon, sehingga membentuk suatu ikatan yang kuat antara keduanya. Akibatnya kuarsa tidak mempunyai bidang belahan, sangat keras dan resisten terhadap proses pelapukan. Kuarsa mempunyai belahan konkoidal. Pada bentuknya yang sempurna kuarsa sangat jernih, membentuk kristal heksagonal dengan bentuknya piramidal. Warna mineral kuarsa sangat bervariasi tergantung pada proses pengotoran pada waktu pembentukannya. Variasi warna ini menyebabkan adanya bermacam mineral kuarsa. Mineral kuarsa yang umum adalah kuarsa susu (putih), kuarsa asap (abu-abu), kuarsa ros (pink), ametis (purple) dan kristal batuan (clear).

Lempung
            Lempung adalah terminologi untuk kompleks mineral yang seperti mika mempunyai struktur lembaran. Mineral lempung pada umumnya berbutir sangat halus dan hanya dapat dipelajari dengan bantuan mikroskop. Mineral lempung merupakan hasil dari pelapukan kimia mineral silikat, sehingga mineral ini sangat dominan menyusun soil yang terdapat pada permukaan bumi. Salah satu mineral lempung yang sangat umum adalah kaolinit yang sering dimanfaatkan dalam bermacam-macam industri seperti keramik.

Mineral Non Silikat

            Meskipun macam kelompok mineral ini sangat bernilai ekonomis, tetapi ada juga yang sangat jarang dijumpai bila dibandingkan dengan mineral silikat.

                                                    tabel 1.2 mineral non silikat
Group Mineral
Formula Kegunaan

Oksida Hematit
Magnetit
Korondum Fe2O3
Fe3O4
Al2O3 Bijih besi
Bijih besi
Abrasive
Sulfida Galena
Sfalerit
Firit
Kalkofirit PbS
ZnS
FeS2
CuFeS2 Bijih umbal
Bijih seng                                                                               

Bijih tembaga
Sulfat Gipsum
Anhidrit CaSO4.2H2O
CaSO4 Untuk perekat
Untuk perekat
Halida Halit
Fluorit NaCl
CaF2 Garam manapun
Industri logam
Karbonat Kalsit
Dolomit
Malasit CaCO3
CaMg(CO3)2
Cu(OH)2CO3 Semen portland.
Unsur native Emas
Tembaga
Intan
Sulfur
Grafit Au


Mineral karbonat

            Mineral karbonat mempunyai struktur yang lebih sederhana dibandingkan dengan mineral silikat. Group mineral ini disusun oleh ion karbonat kompleks (CO32-), dan satu atau lebih ion positif. Dua macam mineral karbonat yang sangat umum adalah kalsit CaCO3 dan dolomit (CaMgCO3)2. Kedua mineral tersebut sangat sulit dibedakan karena keduanya mempunyai sifat fisik dan kimia yang relatif sama.
            Keduanya mempunyai kilap vetrous, kekerasan 3 – 4, dan mempunyai belahan rombik. Tetapi eduanya dapat dibedakan dengan larutan asam klorida, tetapi dolomit hanya dapat bereaksi dalam keadaan bubuk. Kalsit dan dolomit dapat dijumpai bersama-sama sebagai penyusun batugamping dan doloston.
            Bila mineral kalsit yang dominan batuannya disebut batugamping, sedang bila dolomit yang dominan disebut doloston. Batugamping sangat banyak kegunaannya seperti sebagai bahan bangunan, dan bahan pokok dalam industri semen. Sedangkan dolomit disebut juga batukapur pertanian, karena sering digunakan untuk menyuburkan tanah.
            Dua macam mineral non silikat lainnya yang sering dijumpai dalam batuan sedimen adalah halit dan gipsum. Halit adalah nama mineral untuk garam dapur, sedang gipsum adalah mineral yang sering digunakan sebagai bahan perekat dan sebagai material bahan bangunan.

2.3        SIFAT BATUAN (Fisika & Kimia)
2.3.1        Sifat Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pembekuan daripada magma. Magma adalah bahan cair pijar di dalam bumi, berasal dari bagian atas selubung bumi atau bagian bawah kerak bumi, bersuhu tinggi (900 – 1300oC) serta mempunyai kekentalan tinggi, bersifat mudah bergerak dan cenderung menuju ke permukaan bumi.
Ciri umum batuan beku
o   Homogen dan
o   kompakTidak ada stratifikasi atau pelapisan
o   Umumnya tidak megandung fosil, kecuali tertimbun oleh materi-materi piroklastik. misalnya tertimbun abu vulkanis.

a.       Letak Pembekuan
Batuan beku dalam adalah batuan beku yang terbentuk di dalam bumi; sering disebut batuan beku intrusi. Batuan beku luar adalah batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi; sering disebut batuan beku ekstrusi. Batuan beku hipabisal adalah batuan beku intrusi dekat permukaan, sering disebut batuan beku gang atau batuan beku korok, atau sub volcanic intrusion.
b.      Warna Batuan Beku
Warna segar batuan beku bervariasi dari hitam, abu-abu dan putih cerah. Warna ini sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusun batuan beku itu sendiri. Apabila terjadi percampuran mineral berwarna gelap dengan mineral berwarna terang maka warna batuan beku dapat hitam berbintik-bintik putih, abu-abu berbercak putih, atau putih berbercak hitam, tergantung warna mineral mana yang dominan dan mana yang kurang dominan. Pada batuan beku tertentu yang banyak mengandung mineral berwarna merah daging maka warnanya menjadi putih-merah daging.
c.       Tekstur Batuan Beku
Tekstur adalah hubungan antar mineral penyusun batuan. Dengan demikian tekstur mencakup tingkat visualisasi ukuran butir atau granularitas, tingkat kristalisasi mineral atau  kristalinitas, tingkat keseragaman butir kristal, ukuran butir kristal, dan bentuk kristal.
d.      Tingkat Visualisasi Granularitas
Berdasarkan pengamatan dengan mata telanjang atau memakailoupe, maka tekstur
batuan beku dibagi dua, yaitu tekstur afanitik dan tekstur faneritik.
·         Afanitik adalah kenampakan batuan beku berbutir sangat halus sehingga mineral/kristal penyusunnya tidak dapat diamati secara mata telanjang atau denganloupe.
·         Fanerik (faneritik, firik = phyric) adalah apabila di dalam batuan tersebut dapat terlihat mineral penyusunnya, meliputi bentuk kristal, ukuran butir dan hubungan antar butir (kristal satu dengan kristal lainnya atau kristal dengan kaca). Singkatnya, batuan beku mempunyai tekstur fanerik apabila mineral penyusunnya, baik berupa kristal maupun gelas/kaca, dapat diamati.

2.3.2        Sifat Batuan Sedimen
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis). Batuan Sedimen ini merupakan batuan yang terbentuk oleh proses geomorfologi dan dipengaruhi oleh lamanya waktu. Batuan sedimen secara umum dibedakan menjadi:

2.3.2.1                Sedimen klastik yang terbentuk oleh proses mekanik.
Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Mineral-mineral yang sering ditemukan dalam batuan sediment klastik antara lain adalah kuarsa, mineral lempung, mika halus, feldspar dan chert dan mineral-mineral berat seperti hematite, zircon, turmalin, epidot, garnet dan hornblende.
Klasifikasi sediment klastik dibedakan berdasarkan atas ukuran butirnya, yaitu sebagai berikut :
Ø Ludit (psepit) termasuk berbutir kasar mulai dari gravel (krikil) halus hingga bongkah (boulder) dengan ukuran diameternya 2-256mm
Ø Arenit (samit) termasuk berbutir sedang, dengan ukuran diameternya 0,06-2mm, mulai dari pasir halus hingga pasir kasar.
Ø Lutit (pelit) termasuk berbutir halus, ukuran diameternya 0,04-,06mm, mulai dari lempung higga debu kasar. Contoh sediment klastik adalah breksi, konglomerat, batu pasir, lempung, serpih
b. Sedimen non-klastik yang terbentuk karena proses kimiawi.
Batuan sedimen kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (saltMineral non klastik umumnya terbentuk oleh proses pengendapan dan larutan, reaksi kimia, atau proses biologic. Batuan sedimen ini biasanya mengandung mineral seperti kalsit, dolomit, kuarsa, Gypsum.
Sedimen non klstik dibedakan atas dasar komposisinya. Sedimen non-klastik yang utama adalah batu gamping atau dolomit. Batuan non- klstik sebagai hasil evaporit (menguap), antara lain batu garam, denhidrit, dan gypsum, sedang dari unsur organik adalah batu bara. Contoh batuan sedimen kimiawi (non-klastik) antara lain travertin, stalagmit dan stalaktit.
a.   Sedimen organik
Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batu gamping terumbu, batu gamping (limestone), napal batu kapur yang bercampur dengan lempung, dolomite, fosfat, guano dan batu bara.Batuan sedimen terbentuk melalui tiga cara utama : pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi. Batuan sedimen memiliki ciri yang mudah dikenal, yaitu sebagai berikut :  
ü Batuan endapan biasanya berlapis-lapis o
ü Mengandung sisa-sisa jasad atau bekasnya, seperti terdapatnya cangkang binatang koral dan serat-serat kayu.
ü Adanya keseragaman yang nyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang menyusunnya.
 batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan:
Ø Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butitan yang bersudut.
Ø Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang membudar.
Ø Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2mm sampai 1/16 mm
Ø Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256 mm
Ø Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm Berikut ini adalah beberapa contoh batuan sediment :

2.3.3        Batuan Metamorf
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
Batu metamorf bisa dibedakan dari strukturnya menjadi:
·         Berlapis (foliated) : yaitu struktur yang ditunjukkan oleh adanya penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf. Struktur inimeliputi : Struktur Slatyclevage, struktur Filitik, struktur Skistosa, struktur Gneistosa.
·         Tak berlapis (non foliated) : yaitu struktur yang tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral penyusun batuan metamorf. Struktur ini meliputi : strukturHornfelsik, struktur Milonitik, struktur Milonitik, struktur Kataklastik,struktur Pilonitik, struktur Flaser, struktur Augen, struktur Granulosa, struktur Liniasti.

2.4    SIFAT MINERAL  (FIisik kimia & Optik)
             Adapun sifat mineral dapat di golongkan menjadi 2 yaitu:
1.      sifat Fisik mineral dan
2.       sifat kimia mineral

2.4.1 Sifat Fisik Mineral

Mineral merupakan benda padat yang terbentuk oleh proses anorganik. Tiap mineral memiliki susunan atom yang teratur dan komposisi kimia tertentu, yang memberikan sifat fisik yang spesifik. Untuk menentukan struktur atom dan komposisi kimia suatu mineral diperlukan test dan peralatan yang sopistikated. Oleh sebab itu sifat fisik mineral sering digunakan untuk mendeterminasi suatu mineral. Sifat fisik mineral yang sering digunakan untuk mendeterminasi suatu mineral antara lain :

Bentuk kristal(form)
            Bnetuk kristal merupakan kenampakan luar mineral yang mencerminkan susunan atom yang teratur dari mineral tersebut. Kadangkala suatu mineral memiliki lingkungan yang memungkinkan mineral tersebut dapat membentuk individu kristal dengan teratur. Beberapa kristal seperti mineral kuarsa, dapat mengkristal dengan bentuk yang teratur, sehingga sangat memudahkan dalam mendeterminasi kristal tersebut. Sebaliknya kebanyakan mineral mengkristal dengan bentuk yang tidak beraturan, karena masing-masing membutuhkan ruangan yang cukup untuk membentuk kristal yang teratur. Akibatnya kristal-kristal akan saling tumbuh sehingga tidak membentuk kristal yang sempurna.

Kilap (Luster)
            Kilap merupakan kenampakan refleksi cahaya pada bidang kristal. Mineral dengan kenampakan seperti logan disebut memiliki kilap logam (metalik), mineral dengan kilap non metalik mempunyai kilap yang bervariasi, antara lain vitreous (kilap seperti kaca), pearly, silky, erathy, dll. Beberapa mineral mempunyai kilap antara logam dan non logam disebut kilap submetalik.

Warna(Colour)
            Meskupin warna merupakan sifat fisik yang paling mudah dikenali, tetapi sifat fisik ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menentukan jenis mineral. Warna mineral kadang-kadang sudah mengalami pengotoran, sehingga mineral yang sama dapat memiliki warna yang berbeda.

Cerat(Streak)
            Cerat adalah warna mineral dalam bentuk bubuk (diketahui dengan menggoreskan pada keping porselen). Meskipun warna suatu mineral dapat bermacam-maca, tetapi ceratnya selalu sama. Jadi warna cerat lebih merupakan warna asli dari mineral. Cerat dapat juga membantu untuk membedakan mineral metalik dan non metalik. Mineral dengan kilap metalik biasanya mempunyai cerat lebih gelap daripada cerat mineral dengan kilap non metalik.

kekerasan(hardness)
            Salah satu sifat fisik mineral yang sangat berguna adalah kekerasan, yaitu daya tahan mineral terhadap abrasi atau goresan. Kekerasan suatu mineral yang belum diketahui dapat diukur dengan menggoreskan pada mineral lain yang telah diketahui kekerasannya, atau sebaliknya. Nilai kekerasan dapat disebandingkan dengan skala Mohs, yaitu urutan dari kekerasan mineral yang terdiri dari 10 mineral dengan kekerasan mulai dari 1 sampai 10.
1        .Talk
2        Gipsum
3        Kalsit
4         Fluorit
5        Apatiti
6         Ortoklas
7         Kuarsa
8         Topaz
9         Korondum
10               Intan

         Mineral yang tidak diketahui kekerasannya dapat juga dibandingkan dengan benda lain yang diketahui kekerasannya. Beberapa benda yang diketahui kekerasannya antara lain kuku manusia mempunyai kekerasan 2,5, kaca 5,5 dan logam tembaga 3. Mineral gipsum dapat dengan mudah digores dengan kuku, sedangkan kalsit dapat menggores kuku manusia. Mineral Intan merupakan mineral yang paling keras yang sangat umum, dan dapat digunakan untuk memotong kaca dengan mdah.

Belahan (Cleavage)
            Belahan adalah kecenderungan mineral untuk pecah melalui bidang yang rata. Mineral yang mempunyai bidang belah dapat diketahui dengan menunjukkan adanya bidang yang rata apabila mineral tersebut dipecahkan. Contoh mineral dengan belahan yang baik adalah mika. Karena mika mempunyai belahan satu arah, maka bila mineral tersebut dihancurkan akan membentuk lembaran-lembaran yang tipis. Mineral dapat mempunyai belahan beberapa arah, tetapi ada pula mineral yang tidak mempunyai bidang belahan. Mineral yang mempunyai belahan lebih dari satu arah dikenal dengan jumlah bidang rata yang ditunjukkan dan sudut yang dibentuk oleh bidang belahannya.

Pecahan (Fracture)
            Pecahan merupakan kenampakan pecahan dari mineral. Kenampakan ini kebanyakan ditunjukkan oleh mineral yang tidak mempunyai bidang belahan. Mineral kuarsa menunjukkan kenampakan seperti pecahan kaca yang disebut konkoidal. Kebanyakan mineral menunjukkan pecahan tidak rata.

Berat jenis (specifik gravity)
            Berat jenis merupakan angka yang menunjukkan perbandingan antara berat mineral dengan berat dari volume air. Jika mineral mempunyai berat 3 kali dari berat air dengan volume yang sama, maka mineral tersebut mempunyai berat jenis 3. Secara praktis berat jenis mineral dapat diperkirakan dengan menimbang di tangan. Bila mineral tersebut terasa berat, seperti beratnya satu contoh batuan, maka berat jenisnya sekitar 2,5 sampai 3. Mineral logam umumnya memiliki 3 kali lipatnya. Galena mempunyai berat jenis 7,5 sedangkan berat jenis emas 24 karat adalah 20.

            Mineral dengan berat jenis lebih besar dari 2,89 disebut dengan mineral berat. Mineral berat ini diperoleh dengan memisahkannya dari mineral ringan dengan menggunakan cairan berat biasanya dipakai cairan bromoform. Asosiasi kumpulan mineral berat dapat digunakan untuk mengetahui sumber material dari sedimen atau batuan sedimen.

2.4.2  SIFAT KIMIA MINERAL
1.      Batuan Beku
Berdasarkan komposisi kimianya, fisik dan optik batuan beku dibagi menjadi 5 kelompok yaitu :
a.   Batuan beku ultra basa
·         Dunit
·         Peridotit adalah kelompok betuan ultra basa. Pada umumnya berwarna gelap, berat jenisnya 3 – 3,3.Komposisi dan persentase secara umum dari mineral pembentuk batuannya adalah : mineral mafis (olivin, piroksen, hornblenda) 85-95 %, mineral bijih (magnetit, ilmenit, kromit dll) 10-3 %, plagioklas kalsium 5 %.
b.      Batuan beku basa
·         Gabro adalah batuan beku dalam, umumnya berwarna hitam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, berat jenisnya 2,9 – 3,21.Komposisi dan persentase mineral pembentuknya adalah : Plagioklas ( labradorit atau bitownit) 70 – 45 %, mineral mafis 25 – 50 %.
·         Basalt adalah batuan leleran dari gabro , minrealnya berbutur halus, berwarna hitam, berat jenisnya 2,9-3,1. komposisi dan peresentase secara umum dari mineral pembentuk batuannya adalah : Plagioklas (labraorit) 40-60 %, mineral mafis (klinopiroksen, olivin) 55-35 %.
c.   Batuan beku menengah (intermedier)
·         Andesit adalah batuan beku dalam mineralnya berbutir kasar hingga sedang, warnanya agak gelap, berat jenisnya 2,85-3. komposisi dan persentase secara umum dari mineral pembentuk batuannya adalah : Plagioklas (oliyoklas atau andesin ) 55-70 %, mineral mafis (horenblende atau biotit) 40-24 %.
·         Sianit
d. Batuan Beku asam
·         Granit adalah batuan beku dalam bertekstur holokristalin, feneritik, berbutir kasar, mengandung mineral-mineral : kuarsa 10-4- %, feldspar kalium 30-60 %, plagioklas natrium 0-35 %, mineral mafis (biotit, hornblenda) 35-10 %.
·         Riolit adalah batuan leleran dari granit, berbutir halus, bertekstur holokristalin hingga hipokristalin, afanitik. Mempunyai komposisi mineral sama dengan granit. Riolit terbentuk sebagai batuan gang dan batuan leleran dalam bentukretas, sill, dan aliran.
e.   Batuan beku alkali
·         Kimberlit
·         Leosilit
Batuan beku berdasarkan atas warna betuannya, yaitu :
a.   Batuan beku yang berwarna terang, biasanya terdiri dari mineral-mineral ringan, mudah pecah, kaya silikat sehingga tergolong batuan bersifat asam silikat.
b. Batuan beku yang berwarna gelap, biasanya terdiri dari mineral-mineral berat, sukar pecah, kandungan silikat terang tetapi kaya dengan mineral-mineral ferro-magnesia karena itu bersifat basa atau matik (dari kata magnesium dan ferrik).
2.      Batuan sedimen
Batuan Sedimen atau Batuan Endapan terjadi karena batuan dipermukaan bumi yang tersentuh oleh atmosfer mengalami perombakan. Hasil rombakannya berupa butiran yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam. Batuan sedimen berdasarkan proses pembentukannya terbagi atas 3 macam yaitu.
Ø  Batuan sedimen klastis yang memiliki sifat-sifat batuan seperti:
a.       Warna, merah, hijau linhkungan oksida, abu-abu tua, dan hitam lingkungan reduksi.
b.      Kekompakan adalah sifat fisik dari batuan seperti: danse, hard, medium hard, soft, friable, spongy.
c.       Bentuk butir, menurut klasifikasikasi Zing (1955) yg biasa digunakan adalah perbandingan antara: panjang, lebar, dan tebal.
d.      Kebundaran, dapat dilihat dari bentuk batuan tersebut.
e.       Porositas suatu batuan adalah perbandingan seluruh permukaan pori dengan volume dari batuan. Pembagian porositas dapat dipergunakan:
Negilglibe 0-5 %               Very good 20-25 %
Poor 5-10 %                      Excellent 25-40 %
Fair 10-15 %
Good 15-20 %
Ø  Batuan Sedimen Kimia
3.      Batuan metamorf
Pada prinsipnya batuan metamorfosa diklasifikasikan berdasarkan struktur. Struktur foliasi terjadi akibat orientasi dari mineral, sedangkan non-foliasi yang tidak memperlihatkan orientasi mineral. Foliasi merujuk kepada kesejajaran dan segregasi mineral-mineral pada batuan metamorf yang inequigranular.
Batuan metamorf befoliasi membentuk urutan berdasarkan besar butir dan atau berdasarkan perkembangan foliasi. Urut-urutannya adalah: slate →phyllite → schist → gneiss. Selain menunjukkan besar butir dan derajat foliasi urut-urutan ini juga menunjukkan kandungan mika yang semakin banyak dari kiri ke kanan. Salah satu ciri khas batuan metamorf yang dapat teridentifikasi adalah kenampakkan kilap mika.
Sedangkan, untuk batuan metamorf non-foliasi contohnya adalah marmer, kuarsit dan hornfels. Sementara itu, untuk tekstur mineral pada batuan metamorfosa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Lepidoblastik : terdiri dari mineral-mineral tabular/pipih, misalnya mineral mika (muskovit, biotit)
Nematoblastik : terdiri dari mineral-mineral prismatik, misalnya mineral plagioklas, k-felspar, piroksen
Granoblastik : terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional), dengan batas-batas sutura (tidak teratur), dengan bentuk mineral anhedral, misalnya kuarsa.
Tekstur Homeoblastik : bila terdiri dari satu tekstur saja, misalnya lepidoblastik saja.
Tekstur Hetereoblastik : bila terdiri lebih dari satu tekstur, misalnya lepidoblastik dan granoblastik





















BAB III
METODE  PRAKTIKUM

3.1     LOKASI DAN WAKTU PRAKTIKUM

Lokasi penelitian adalah tempat berlangsungnya kegiatan praktikum, lokasi ini bertempat di daerah wisata “Pintu Kota “desa airlouw kecamatan nusaniwe dengan letak yaitu sebagai berikut :
a.   Letak astronomi :
     letak astronomi daerah wisata pintu kota berdasarkan GPS, maka lokasinya berada pada
  Daerah Pantai               +17 M S 03 416 11,8”
                                                    E 128 09’08.4”          

Daerah di atas pntu kota                        S 03 46’16.0” 
                                                    E 128 09’04,9”

Berdasarkan pengukuran dengan menggunakan meter rol, luas lokasi praktikum kelompok I adalah 168 m2.  Dengan ukuran panjang 14 m, lebar 12 m

b.   Letak Geografis

   

                                                Gb.1.4 letak geografis pintu kota                  
.            Secara adminisratif daerah Pintu Kota Terletak Didesa Airlow Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon. Sedangkan secara Geografis memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Ø  Sebelah selatan berbatasan dengan laut Banda
Ø  Sebelah utara berbatasan dengan Seri,
Ø  Sebelah barat berbatasan dengan Airlow
Ø  Sebelah timur berbatasan dengan laut banda
        
3.2  BAHAN DAN ALAT PRAKTIKUM
         Bahan dan alat praktikum sangat penting karena sebagai sarana penunjang dalam pelaksanan praktikum. Adapun alat dan bahan yang di gunakan pada saat praktikum yaitu :
Bahan :
1.      Larutan HcL denagn tingkan konsentrasi 0,5 PPM (asam klorida)
2.      Larutan H2O2 denagn tingkat konsentrasi
Alat :
1.      LUP (kaca pembesar) berfungsi sebagai alat untuk melihat struktur batuan secara
2.      Meter rol berfungsi sebagai pengukur luas area praktikum
3.      ABNEY LEVEL berfungsi sebagai
4.      ALTIMETER berfungsi sebagai pengukur ketinggian area praktikum
5.      Kompas sebagaipenunjuk arah dan letak geografis area praktikum
6.      Martil  untuk memecahkan batuan
7.      Papan oles  sebagai tempat pencatatan data praktikum
8.      GPS berfungsi sebagai pencatat letak astronomi area praktikum
9.       Kamera hp untuk mengambil gambar   batuan dan area praktikum
10.  Plastic untuk melindungi alat & hasil data peninjauan
11.  Alat tulis untuk mencatat data

3.3.  TAHAPAN PRAKTIKUM

           Tahapan praktikum adalah langkah atau tahhap yang di lakukan dalam melaksanakan praktikum baik sebelum maupun pada waktu praktikukm  adapun tahapan praktikum yaitu sebagai berikut :

         3.3.1. Tahap Persiapan Praktikum
          Tahap persiapan praktikum adalah tahapan yang dilakukan sebelum praktikum tersebut dilaksanakan atau dengan kata  lain tahap yang paling awal dalam pelakasanaan suatu praktik. Tahap persiapan praktek terbagi atas 2  yaitu :
1.      Mencari peralatan dan perlengkapan praktikum 9alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum)
2.      Di penuntun praktikum sesuai dengan tujuan dilaksanakannya praktikum.
3.      Pembagian kelompok praktikum




           3.3.2  Tahap Kegiatan Lapangan
         Tahap ini merupakan tahap inti praktikum, yaitu kegiatan meninjau dan mengamati  kondisi lapangan sebenarnya  dengan menggunakan berbagai alat da bahan yang telah di sediakan berdasarkan arahan yang telah diberikan secara individu maupun kelompok.
            3.3.3. Analisis Fisik
          Analisis fisik merupakan suatu keputusan berdasarkan analisis dari fisik batuan dan vegetasi yang ada pada daerah tersebut sedara visual analisis fisik batuan di dasarkan pada
1.Warna ,
  warna dari batuan sangat berperan penting dalam menggolongkan batuan ,warna secara tidak langsung juga menggambarkan  mineral apa yang terkandung didalam batuan tersebut.
2.Tekstur
         disamping warna, tekstur juga mempunyai peranan yang penting karena dari tekstur batuan yang kita amati, kita dapat mengetahui bahwa  tekstur batu seperti ini termasuk kelompok batu jenis apa
3. Struktur
            Struktur, susunan atau unsure-unsur yang terdapat dalam batuan merupakan struktur dari batuan tersebut, secara fisual berdasarkan struktur batuan tersebut. Kita dapat mengidentifikasikan suatu jenis batuan walaupun hasilnya tidak  akurat karena ada beberapa batuan yang mempunyai struktur batuan yang sama.
4. Komposisi
            Komposisi batuan adalah sejumlah mineral atau senyawa kimia yang terdapat dalam batuan, komposisi kimia juga dapat diidentifikasi secara visual berdasarkan warna dari batuan tersebut. Tapi untuk menngetahui lebih detail mengenai komposisi batuan maka perlu adanya analisi kimia
3.3.4.  Analisis Kimia
            Batuan disusun  oleh senyawa kimia yang membentuk mineral-mineral, dan mineral inilah yang menyimpan atau menyusun batuan. Dari senyawa kimia yang dikandung batuan, maka diketahui batuan itu dan dapat pula mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan jenis mineral.
            Dalam hubungan dengan komposisi kimia batuan, maka batuan yang telah perubahan akan mempunyai komposisi kimia yang berbeda. Oleh sebab itu, batuan yang akan di analisa kandungan senyawa kimia harus batuan yang masih segar.
           
            Perlu diketahui bahwa analisi kimia batuan didasari pada asam atau tidaknya datuan tersebut, adpun tipe batuan tingkat ke asaman batuan terbagi menjadi 4(empat) yaitu:


TIPE BATUAN
KANDUNGAN
1.
ASAM
>65
2.
INTERMEDIET
55-65
3.
BASA
45-55
4.
ULTRA BASA
<45
 Table 1.3. tipe batuan dan tingkat keasamannya
Ket:
-          Asam, batuan yang asam diketahui apabila batu tersebut di beri cairan H2O2 atau HCl akan mengeluarkan gelembung.
-          Basa,batuan basa diketahui apabila batu tesebut diberi cairan H2O2 maupun HCl tidak akan bereaksi apa-apa.




















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.    Dolomit
250px-Dolomit_z_brochantytem_Maroko
Sistem Cristal              : Trigonal.
Warna                           : Tak-berwarna, putih, abu-abu, atau kehijauan, yang menjadi coklat      kekuningan, atau coklat, dengan semakin meningkatnya kadar Fe2+, dapat juga merah muda, atau merah-mawar
Goresan                       : Putih.
Belahan dan pecahan  : Sempurna pada {10 11}
Kekerasan                   : 3,5 – 4
Berat jenis                    : 2,85.
Genesis                         : Dapat terbentuk pada lingkungan sedimen, melaluia proses hidrotermal dan terdapat dalam urat-urat, serta berasosiasi dengan fluorit, barit, kalsit, siderit, kuarsa dan mineral-mineral bijih metalik. Dapat juga terbentuk secara metamorfisme.
Manfaat                       : Sumber logam magnesium, atau kalsium, dan senyawa magnesium oksida yang digunakan untuk membuat batubara tahan api.dapat juga dibuat batu hiasan
2.    Biotite
Biotit adalah mineral phyllosilicate umum dalam grup mika, dengan perkiraan rumus
kimia K (Mg, Fe) 3AlSi3O10 (F, OH) 2. Secara umum, mengacu pada seri mika gelap,
terutama seri solid-solusi antara annite besi-endmember, dan magnesium-endmember phlogopite



3.    Konglomerat
Genesa                   : merupakan batuan yang terbentuk dari proses penghancuran dan transportasi serta pengendapan dan litifikasi. Batuan ini belum tertransport jauh . bisa diketahui dari ukuran butirnya yang besar.
Warna                    : cokelat
Ukuran                   : kerakal (4-64 mm)
Bentuk butir            : rounded
Kemas                   : terbuka
Pemilahan               : poor sorted
Porositas                : poor
Fragmen                 : Kristal (plagioklas,biotit,kuarsa)
Matriks                  : silica
Semen                    : silica

4.     Gabbro

Genesa                         : merupakan batuan beku yang terbentuk dengan sangat lambat sehingga menghasilkan warna gelap.
Warna                          : hitam
Kristalinitas                   : hipokristalin
Granularitas                  : afanitik
Relasi                           : inequigranular
Struktur                        : masive
Fabric                          :subhedral
komposisi mineral         : biotit,piroksin,kuarsa,olivin,glass
kegunaan                      : bahan dasar bangunan beton, perbaikan jalan
5.    . Gneiss
http://geohazard009.files.wordpress.com/2009/12/250px-augen-gneiss-2.jpg?w=250&h=200  
Asal                                   : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit
Warna                                : Abu-abu
Ukuran butir                      : Medium – Coarse grained
Struktur                             : Foliated (Gneissic)
Komposisi                         : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
Derajat metamorfisme       : Tinggi
Ciri khas                            : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis                                                    kaya amphibole dan mika
6.    Sekis
http://geohazard009.files.wordpress.com/2009/12/180px-schist.jpg?w=180&h=195  
Asal                             : Metamorfisme siltstone, shale, basalt
Warna                          : Hitam, hijau, ungu
Ukuran butir                : Fine – Medium Coarse
Struktur                       : Foliated (Schistose)
Komposisi                   : Mika, grafit, hornblende
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas                      : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal garnet


7.    Peridotite
Warna                                      : hitam
SKeseragaman bentuk Kristal : equigranular
Derajat kristalisasi                   : holo hyalin
Ukuran butir                            : afanerik
Kesempurnaan bentuk Kristal : subhedral
Struktur                                     : massive
Kandungan mineral                   :olivine, garnet, plagioclase, amphibole, dan spinel

PINTU KOTA
Pintu kota merupakan daerah wisata yang menarik untuk di kunjungi. Pintu kota adalah  Suatu lengkungan alami atau jembatan alami yang terbuat dari batu. Terbentuk sebagai hasil dari pengikisan oleh air laut terhadap tebing batuan di tepi pantai. Bentukan alam yang menyerupai pintu ini di sebut juga sea arc
PEMBAHASAN
5.1 hubungn antara batuan dan geologi
Sebelum kita membicarakan lebih jauh tentang batuan beku,sedimen dan metamorf , maka baiklah terlebih dahulu kita mengerti tentang arti batuan dalam ilmu geologi. Pengertian batuan dalam ilmu geologi sangat berbeda sekali dengan pengertian kita sehari-hari.
Batuan (rokck) dalam pengertian geologi tidak selalu merupakan masa yang padat, tetapi pasir yang lepas, batu bara yang ringan ataupun lempung yang gembur dalam ilmu geologi di masukan kedalam istilah batuan.jadi segala sesuatu yang menjadi bahan pembentuk kerak bumi adalah batuan. Sedangkan pengertian kita sehari-hari yang di sebut batu (stone) adalah benda padat dan keras.
Seperti yang di uraikan terlebih dahulu, salah satu cabang dari ilmu geologi yang membahas dan meneliti batuan adalah petroligi (ilmu batuan). Mengartikan batuan adalah massa yang terdiri dari satu atau lebih macam mineral yang membentuk satuan terkecil dari kerak bumi dan mempunyai komposisi kimia dan mineral yang tetap, sehingga dengan jelas dapat di pisahkan satu dengan yang lain, atau dengan kata lain batuan adalah agregat alami dari satu atau beberapa mineral dan termasuk di dalan substansi yang non kristalin.
1.      Batuan Dolomite
Batuan dolomite: disini nama batuan dan nama mineral sama. Batuan dolomite terbentuk dari mineral dolomite; CaMg  (co3)2. Bisanya terjadi peralihan secara bertahap limestone ke dolomit. Prosespembentukan dolomite dari limestone oleh proses dolomitisation: terjadi subtitusi dari Ca++  oleh Mg+ di air laut pada kondisi tertentu. Bagaimana tepatnya proespembentukannya belumbanyak di ketahui.
Dolomit tergolong ke dalam batuan sedimen karbonat yang merupakan kelas batuan sedimen (batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan) yang terutama terdiri dari mineral karbonat (terdiri dari kalsit (CaCO3) dan mineral dolomit (CaMg (CO3)2) ).
Mineral dolomit murni secara teoritis mengandung 45,6% MgCO3atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3atau 30,4% CaO. Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis meliputi CaCO3.MgCO3, CaMg(CO3)2atau CaxMg1-xCO3, dengan nilai x lebih kecil dari satu.
2.      Batuan biotite
Biotit adalah lembaran silikat. Besi, magnesium, aluminium, silikon, oksigen, dan lembar formulir hidrogen yang lemah ikatan bersama oleh ion kalium. Kadang-kadang disebut "mika besi" karena lebih kaya dari besi-phlogopite. Hal ini juga kadang-kadang disebut "mika hitam" sebagai lawan "mika putih" (muskovit) - baik dalam beberapa bentuk batu, dalam beberapa kasus sisi-by-side.
Isi [hide]
1 Properties
2 Kejadian
3 Menggunakan
4 Referensi

Ø  Properties
Seperti mineral mika lainnya, biotit memiliki belahan basal sangat sempurna, dan terdiri dari lembaran fleksibel, atau lamellae, yang mudah mengelupas. Ia memiliki sistem
kristal monoklinik, dengan tabel untuk kristal prismatik dengan terminasi pinacoid
jelas. Hal ini memiliki empat wajah dan dua prisma pinacoid wajah untuk membentuk
kristal pseudohexagonal. Meskipun tidak mudah terlihat karena perpecahan dan
lembaran, fraktur tidak merata. Tampaknya kehijauan sampai coklat atau hitam, dan
bahkan kuning saat cuaca.
Hal ini dapat transparan menjadi buram, memiliki vitrous
untuk kilau mutiara, dan garis abu-abu putih. Ketika biotit ditemukan dalam potongan
besar, mereka disebut "buku" karena menyerupai sebuah buku dengan banyak lembar
halaman. Biotit bawah cahaya terpolarisasi lintas secara umum dapat diidentifikasi oleh punah mata burung keriput itu.

Ø  Kejadian
Biotit ditemukan dalam berbagai batuan beku dan metamorf. Misalnya, biotit terjadi
dalam lava Gunung Vesuvius dan di kompleks Monzoni mengganggu dari Dolomites
barat. Ini adalah fenokris penting dalam beberapa varietas lamprophyre.
Biotit kadang- kadang ditemukan dalam kristal cleavable besar, terutama di pembuluh darah pegmatite, seperti di New England, Virginia dan North Carolina. kejadian penting lainnya termasuk Bancroft dan Sudbury, Ontario. Ini merupakan konstituen penting dari schists metamorf banyak, dan terbentuk dalam komposisi yang sesuai melalui berbagai tekanan dan temperatur. 
Biotit digunakan secara luas untuk membatasi umur batuan, baik oleh potasium argon- kencan atau argon-argon dating. Karena argon lolos mudah dari struktur kristal biotit pada suhu tinggi, metode ini dapat memberikan hanya usia minimum untuk sebagian
besar batuan. Biotit juga berguna dalam menilai sejarah suhu dari batuan metamorf,
karena partisi besi dan magnesium antara biotit dan garnet sensitif terhadap suhu.
Biotit tidak memiliki kegunaan komersial

3.      Batuan konglomerat

konglomerat adalah batu-batu ataupun kerikil yang telah mengalami diagenesis (sementasi) menjadi padat, dimana butir-butir kerikil tersebut bentuknya bulat-bulat/halus. Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang membudar.
Konglomerat juga merupakan batu kerikil yang saling rekat. pecah-pecahan konglomerat memiliki ukuran dari sebesar batu kerikil sampai sebesar batu besar bulat, Konglomerat juga disebut sebagai batu pasir (sandstone) jika ukurannya pecah menjadi batu kecil. Butiran-butiran pasir terdiri dari berbagai mineral, terutama adalah kuarsa.
Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256  dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-lain, hanya saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak membulat.
Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya yang mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat dan mempunyai sifat batuan yang asam
4.      Batuan gabbro

Gabro adalah batuan beku dalam dimana sebagian besar mineral-mineralnya adalah olivine dan piroksin. Sedangkan Felsparnya terdiri dari felspar plagioklas Ca. Teksturnya kasar atau phanerik, karena mempunyai waktu pendinginan yang cukup lama didalam litosfir. Kalau dia membeku lebih cepat karena mencapai permukaan bumi, maka batuan beku yang terjadi adalah basalt dengan tekstur halus. Jadi Gabro dan Basalt keduanya mempunyai susunan mineral yang sama, tetapi teksturnya berbeda.
Kelompok batuan dalam yang sering disebut Gabro,yang memiliki warna hitam kehijauan,dengan sifat batuannya tergolong basa,strukturnya masif atau pejal,derajat kristalisasi yang dimiliki oleh gabro yaitu hilokristalin dimana mineral penyusun dari gabro yaitu mayoritas adalah semuanya mineral kristalin,tekstur faneritik, susunan mineralnya seragam kasar.
Gabro terbentuk sebagai tubuh intrusi dan merupakan batuan yang umum terdapat dimana-mana,berwarna gelap karena sebagian besar mineral penyusunya adalah piroksen dan olivine..Gabbro adalah padat, kehijauan atau berwarna gelap dan mengandung pyroxene, plagioclase, amphibole, dan olivin (olivin olivin gabbro ketika hadir dalam jumlah besar).The pyroxene ini kebanyakan clinopyroxene; sejumlah kecil orthopyroxene mungkin hadir.
Jika jumlah orthopyroxene secara substansial lebih besar daripada jumlah clinopyroxene, batu kemudian sebuah norite. Quartz gabbros juga diketahui terjadi dan mungkin berasal dari magma yang sudah selesai-jenuh dengan silika. Essexites mewakili magma gabbros yang orangtuanya berada di bawah jenuh dengan silika, menyebabkan pembentukan feldspathoid mineral nepheline.(Silica kejenuhan dari batu dapat dievaluasi oleh normatif mineralogi)Gabbros mengandung jumlah kecil, biasanya beberapa persen, dari besi-titanium oksida seperti magnetit, ilmenite, dan ulvospinel.Gabbro umumnya berbutir kasar dengan ukuran kristal dalam kisaran 1 mm atau lebih besar.
Berbutir lebih halus ekuivalen gabbro disebut diabase, meskipun istilah vernakular microgabbro sering digunakan ketika descriptiveness tambahan yang diinginkan.Gabbro mungkin sangat kasar berbutir untuk pegmatitic, dan beberapa pyroxene-plagioclase cumulates dasarnya gabbro b erbutir kasar, meskipun ini mungkin menunjukkan kristal acicular kebiasaan.Gabbro biasanya equigranular dalam tekstur, meskipun mungkin porphyritic di kali, terutama ketika plagioclase telah berkembang lebih awal dari groundmass mineral.
Petrogenesa                : Batuan beku ini terbentuk langsung dari pembekuan magma. Warna
nya yang gelap mengindikasikan bahwa batuan ini terbentuk dari magma yang bersif
at basa.Batuan ini membeku pada kedalaman dangkal atau merupakan intrusi dangkal
sehingga termasuk pada batuan beku hypabisal, biasanya dalam bentuk tubuh batua
n beku dyke atau sill. Batuan ini pejal atau massif karena tidak mengalami gaya
endogen yang mengakibatkan adanya retakan.
Kegunaan                   : Kegunaan basalt sebagai bahan baku industri poles (tegel, orna
men, dll), bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan
Sebagai agregat.

5.      Batuan gneiss
Batuan gneiss Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole
Jenis batuan ini adalah hasil dari proses metamorfosa dengan tekanan yang sangat tinggi, dari ukuran mineral Kristal yang kasar. Cirri utama dari batuan ini adalah adanya pita lapisan hitam yang berturut-turut bergantyian dari mineral-mineral chlorite, biotite. Lapisan ini sifatnya bias mmelengking. Walaupun ada bebeapa batuan geiss kelihatannya seperti batuan schist, tapi  jenis ini tidak muda di belah seperti pada batuan schist.
  1. Batuan sekis
            Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.
Sekis merupakan batuan metamorf foliated yang berkembang dengan baik. Kebanyakan batuan ini mengandung mika yang signifikan sehingga kemungkinan batu akan mudah terpotong-potong tipis. Batuan ini adalah batuan metamorf kelas menengah antara phyllite dan gneiss. Batuan sekis terdiri dari tiga tipe yaitu sekis klorit karena mengandung sejumlah besar klorit, sekis garnet karena mengandung sejumlah besar garnet dan sekis muscovite karena mengandung sebagian besar mika muskovit
Batuan sekis tarbagi menjadi dua yaitu batuan sekis hijau dan batuan sekis kuning, berdasarkan pengamatan melalui praktikum dapat di ketahui bahwa batuan sekis yang terdapat di sekitar daerah pintu kota adalah batuan sekis kuning
Batuan sekis kuning merupakan batuan yang komposisi mineralnya yaitu mineral sterss yaitu suatu mineral yang stabil dalam kondisi tekanan di mana mineral ini dapat berbentuk pipih atua tabular, prismatik, maka mineral tersebut akan tumbuh tegak lurus terhadap arah gaya, yaitu mika. jadi kami menyimpulkan nama batuannya adalah sekis hijau.
Setelah kami mendiskripsi hasilnya kami langsung masukkan kedalam jurnal dan batunya kami gambar dengan dua dimensi. Perlu kita ketahui sekis adalah batuan berfoliasi bertekstur sedang hingga kasar. Struktur foliasi dihasilkan oleh penjajaran mineral pipih yang berukuran relatif besar seperti mika, klorit, talk, dan hematit. Penjajaran seperti inilah yang disebut schistosity. Pada sekis mineral-mineralnya dapat diidentifikasi tanpa bantuan mikroskop. Foliasi pada sekis dibedakan dengan slate oleh besar butir mineralnya.
Pengertian schistosity berasal dari schistos (greek) yang berati dibagi atau dapat dipisahkan. Seperti namanya batuan berfoliasi dapat dengan mudah dipecah melalui bidang belahan (cleavage) pada mineral pipih yang sejajar. Mineral lempung pada proses metamorfosis bisa memunjulkan mineral kwarsa, feldsfar, garnet, amfibol, dan mineral-mineral yang lain. Kehadiran mineral-mineral tersebut dimamfaatkan untuk membagi sekis menjadi berbagai varietas seperti, mika sekis, klorit sekis, amfibol sekis dll. Sekis merupakan batuan metamorfik yang mempunyai derajat paling lebih tinggi dari pada slate.
VEGETASI
            Selain batuan yang ada di sekitar lokasi pintu kota, vegetasipun menjadi objek yang di teliti. Vegetasi merupakan tanaman yang berada di sekitar daerah tersebut, baik yang berukuran kecil maupun besar.
            Adapun jenis vegetasi yang terdapat di pintu kota, dapat di kelompokan menjadi 2 yaitu
  1. vegetasi yang ada di pantai pintu kota, dan
  2. vegetasi yang ada  di atas pintu kota

1.      Vegetasi Yang Ada Di Daerah Pantai Pintu Kota

              Gb.1.5 vegetasi yang ada di daerah pantai pintukota
Vegetasi atau tanaman yang ada di sekitar pantai pintu kota hampir sama dengan vegetasi yang ada pada daerah pantai umumnya, dan berdasarkan hasil pengamatan langsung di lokasi tersebut, maka vegetasi yang ada pada daerah tersebut adalah sebagai berikut;
No
Nama Vegetasi
Jenis Vegetasi
Ukuran Vegetasi
1
pohon kelapa
tanaman
besar
2
daun tikar
tanaman hutan
sedang
3
bintanggor
tanaman hutan
sedang
4
pohon ketapang
tanaman
besar
            Table 1.4. jenis vegetasi yang ada sekitar pantai
  1. Vegetasi Yang Ada Di Atas Pintu Kota
                
                            Gb 1.6 vegetasi yang berada di atas pintu kota
Vegetasi yang ada di atas pintu kota berbeda dengan vegetasi yang ada di daerah pantai. vegetasi yang ada di atas pintu kjota umumnya berukuran kecil.
            adapun jenis vegetasi yang ada di lokasi tersebut antara lain ;
No
Nama Vegetasi
Jenis Vegetasi
Ukuran Vegetasi
1
pohon akasia
tanaman
sedang
2
pohon jati
tanaman kebun
besar
3
pohon salawaku
tanaman hutan
besar
4
lantoro
tanaman hutan
sedang
5
pohon timun
tanaman hutan
kecil
6
pohon jambu biji
tanaman kebun
kecil
7
kutikata
tanaman hutan
sedang
Table 1.5 jenis vegetasi yang ada di atas pintu kota

            Daerah yang tepatnya diatas pintu kota, mengalami pengangkatan atau sesar naik sebanyak dua kali
                                                                       BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
 Praktikan menggunakan bantuan Lup dalam menganalisa batuan beku secara megaskopis, karena beberapa mineral penyusun batuan ada kemiripan fisik yang sulit diamati dengan mata telanjang.
  • batuan terdiri dari batuan beku, sediment serta metamorf
  • mineral yang terkandung dalam batuan dapat di identifikasi berdasarkan sifat fisik dan kimia batuan
  • batuan yang terdapat di sekitar daerah pintu kota umumnya terdiri dari koral dan karang
  • terdapat sesar naik dan turun di daerah yang berada di atas pintu kota

5.2. Saran
            Dengan adanya praktikum  di sekitar daerah pintu kota, kami sarankan agar praktikum ini sering di lakukan agar  mahasiswa lebih mengenal objek yang di kaji secara detail baik jenis batuan yang dapat dilihat dari warna, tekstur. Komposisi, maupun mineral penyusunnya, baik pada mata kuliah geologi Indonesia maupun mata kuliah yang lainnya










DAFTAR PUSTAKA

( Sumber : M. Rabbaani Shibghatullah. 2010. GENESA BATUAN BEKU GABRO DAN
PENDESKRIPSIANNYA ).


atuan-Beku-Gabro-Dan-Pendeskripsiannya.tgl akses 3-10-2010

( Sumber : Frans Edward Ricardo. 2010. MAKALAH PETROLOGI. http://www.scribd.com/
doc/24234727/PETROLOGI-2. tgl akses 3-10-2010 )

bahan ajar geologi umum oleh dosen mata kuliah yang bersangkutan




          







DAFTAR TABLE

Tabel1.1 Mineral-mineral silikat yang umum
no
mineral
Komposisi kimia
Belahan struktur silikat
1
olivin
(Mg.fe) Si04
tidak ada tetrahedon tunggal
2
Group piroksin
(Mg.fe) Si03
Dua arah saling tegak lurus. Struktur rantai
3
Group ambifol
(Ca2Mg5)Si8O22(OH)2
Dua arah 60o dan 120o Rantai ganda
4
Mika (Muskovit)



5
(Biotit)
KAl3Si3O10(OH)2

Satu arah Lembaran
6
Feldspar (Ortoklas


7
(Plagioklas)
KalSi3O8
Dua arah saling tegaklurus Lembaran
8
Kuarsa
SiO2
Tidak ada Rangkaian tiga dimensi


  Tabel 1.2 mineral non silikat
Group Mineral
Formula Kegunaan

Oksida Hematit
Magnetit
Korondum Fe2O3
Fe3O4
Al2O3 Bijih besi
Bijih besi
Abrasive
Sulfida Galena
Sfalerit
Firit
Kalkofirit PbS
ZnS
FeS2
CuFeS2 Bijih umbal
Bijih seng                                                                               

Bijih tembaga
Sulfat Gipsum
Anhidrit CaSO4.2H2O
CaSO4 Untuk perekat
Untuk perekat
Halida Halit
Fluorit NaCl
CaF2 Garam manapun
Industri logam
Karbonat Kalsit
Dolomit
Malasit CaCO3
CaMg(CO3)2
Cu(OH)2CO3 Semen portland.
Unsur native Emas
Tembaga
Intan
Sulfur
Grafit Au


Table 1.3. tipe batuan dan tingkat keasamannya

TIPE BATUAN
KANDUNGAN
1.
ASAM
>65
2.
INTERMEDIET
55-65
3.
BASA
45-55
4.
ULTRA BASA
<45

Table 1.4. jenis vegetasi yang ada sekitar pantai
No
Nama Vegetasi
Jenis Vegetasi
Ukuran Vegetasi
1
pohon kelapa
tanaman
besar
2
daun tikar
tanaman hutan
sedang
3
bintanggor
tanaman hutan
sedang
4
pohon ketapang
tanaman
besar
           
Table 1.5 jenis vegetasi yang ada di atas pintu kota
No
Nama Vegetasi
Jenis Vegetasi
Ukuran Vegetasi
1
pohon akasia
tanaman
sedang
2
pohon jati
tanaman kebun
besar
3
pohon salawaku
tanaman hutan
besar
4
lantoro
tanaman hutan
sedang
5
pohon timun
tanaman hutan
kecil
6
pohon jambu biji
tanaman kebun
kecil
7
kutikata
tanaman hutan
sedang






DAFTAR GAMBAR

  lilgabbro8.jpg       lilgranite3.jpg        basalt2.jpg        lildacite5.jpg

                                             Gb.1.1. Contoh dari batuan


lilconglomerate2.jpg                   lilhalite5.jpg                    lilredsandstone7.jpg
              Gb.2. Contoh dari batuan sediment


                                lilslate3.jpg      lilwhitemarble2.jpg
Gb.3. Contoh dari batuan metamort

   

                                 Gb.1.4 letak geografis pintu kota           


Dolomit                                                         Biotite                                                        
250px-Dolomit_z_brochantytem_Maroko            






Konglomerat                                                            gabro
                   

         Gneiss                                                                               sekis
          http://geohazard009.files.wordpress.com/2009/12/250px-augen-gneiss-2.jpg?w=250&h=200                                       http://geohazard009.files.wordpress.com/2009/12/180px-schist.jpg?w=180&h=195


             Peridotit                                                        Pintu Kota
                                            
        
Gb. 1.5 Vegetasi Yang Ada Di Daerah Pantai Pintu Kota

 

Gb 1.6 Vegetasi Yang Ada Di Atas Pintu Kota
  







DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I  PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang praktikum
1.2  Tujuan praktikum
1.3  Manfaat praktikum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
                  2.1 Klasifikasi Batuan
2.2 Klasifikasi Mineral
2.3  Sifat Batuan (fisik dan kimia)
2.4  Sifat Mineral (fisik, kimia dan optik)
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1  Lokasi Dan Waktu Praktikum
3.2  Bahan dan Alat Praktikum
3.3  Tahapan Praktikum
3.3.1                       Tahap persiapan praktikum
3.3.2                       Tahap kegiatan lapangan
3.3.3                       Tahap pengolahan data
3.3.4 Analisis fisik batuan
3.3.4                       Analisis kimia bataun
BAB IV  HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar